17 Mei 2024
Pertanian

Kesetaraan Gender, KWT Cahaya Makmur Bukti Wanita Tani CSA Mampu Kelola Agribisnis

post-img
PROGRAM SIMURP: Project Manager SIMURP Kementan, Sri Mulyani [ke-2 kanan] didampingi Penyuluh Pusat Kementan, Susi Deliana [ke-2 kiri] menyerahkan sertifikat Penghargaan SIMURP 2023 pada salah satu dari empat KWT Terbaik dari 25 kabupaten di 10 provinsi lokasi kegiatan SIMURP.

KONAWE - Pengarusutamaan gender menjadi agenda utama kegiatan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] di Indonesia. CSA memberi peluang dan akses sama bagi wanita tani mengembangkan agribisnis dari hulu ke hilir seperti diupayakan Kelompok Wanita Tani [KWT] Cahaya Makmur di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Inovasi CSA yang diusung Kementerian Pertanian RI bersama Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] senantiasa mendampingi dan membina KWT dalam upaya ´pengarusutamaan gender´ di SIMURP yang dikembangkan pada KWT Cahaya Makmur di Konawe maupun 23 kabupaten lain di 10 provinsi.

Upaya dan kerja keras KWT Cahaya Makmur di Desa Langgomea, Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe yang terbentuk pada 2021 sukses memperluas aktivitas pertanian dalam lingkup pengolahan hasil pertanian berbasis kelor yang ramah lingkungan dengan teknologi CSA SIMURP.

Capaian KWT Cahaya Makmur di Konawe dinilai layak meraih Penghargaan SIMURP 2023 berupa sertifikat berikut uang pembinaan sebesar Rp7 juta, yang diserahkan Project Manager SIMURP, Sri Mulyani di Jakarta mewakili Direktur NPIU SIMURP, Bustanul Arifin Caya, belum lama ini.

Upaya Program SIMURP sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman bahwa fungsi KWT harus ditingkatkan untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian.

"Sektor pertanian sangat strategis sebagai salah satu pilar ketahanan negara. Pertanian membutuhkan SDM yang tangguh dan menguasai budidaya hingga teknologi," katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa pemerintah berupaya memfasilitasi peningkatan pendapatan petani melalui pemberdayaan, peningkatan akses terhadap sumber daya usaha pertanian, pengembangan kelembagaan dan perlindungan terhadap petani.

"Pencapaian tujuan tersebut melalui pemberdayaan petani, pengembangan kelembagaan, peningkatan akses petani terhadap sumberdaya produktif, pengembangan diversifikasi usaha dan penanggulangan kemiskinan," katanya.

Menurut Dedi Nursyamsi, pembinaan dan pendampingan KWT merupakan langkah strategis untuk mendukung  pemberdayaan, penumbuhan dan penguatan kelembagaan petani.

Program SIMURP berkontribusi pada pembangunan pertanian, menunjang peningkatan produksi pertanian, produktivitas, indeks pertanaman [IP], pendapatan petani dan menurunkan emisi Gas Rumah Kaca [GRK].

Direktur National Project Implementation Unit [NPIU] SIMURP, Bustanul Arifin Caya mengatakan pihaknya memberikan apresiasi kepada KWT yang mampu meningkatkan pengembangan usaha bisnis produk olahan hasil pertanian dan meningkatkan pendapatan keluarga petani melalui kegiatan SIMURP diberikan penghargaan.

Sementara Project Manager SIMURP, Sri Mulyani mengatakan penetapan penghargaan bagi KWT dilaksanakan melalui proses penilaian yang obyektif, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Ada pun produk-produk olahan yang telah dihasilkan oleh KWT Cahaya Makmur di Konawe di antaranya keripik pisang dan keripik singkong dan kue baruasa.

Sri Mulyani mengharapkan KWT Cahaya Makmur dapat meningkatkan penataan administrasi kualitas produk olahannya sehingga dapat meningkatkan keuntungan bagi anggota KWT. [timsimurpkementan]

 

 

Artikel Lainnya

Tentang Kami

Kami Menyajikan informasi terkini dan terbaru seputar ekonomi, politik, hiburan , mancanegara, dan gaya hidup