02 Mei 2024
Pertanian

Kementan Dorong Kesetaraan dan Inklusi Sosial Dunia Pertanian bagi Wanita Tani

post-img
SMKPPN BANJARBARU: Arnita Wati mengapresiasi serta mensyukuri dukungan Program YESS. Semula, memiliki lahan sawah seluas dua hektar, dukungan Dana Hibah YESS sebesar Rp24 juta, lahannya bertambah menjadi lima hektar.

TANAH BUMBU - Regenerasi petani dan penumbuhan jiwa wirausaha pertanian menjadi fokus dari program Kementerian Pertanian RI, salah satunya Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services [YESS] yang merupakan kerjasama Kementan dengan International Fund for Agricultural Development [IFAD].

Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman terus berupaya meningkatkan produksi pangan strategis. Hal ini tentunya perlu dukungan dari SDM pertanian yang memiliki potensi besar yang berasal dari usia produktif.

Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa regenerasi petani adalah harga mati yang harus dilakukan.

“Petani milenial berperan penting dalam pembangunan pertanian Indonesia. Bukan hanya saat ini, juga 10 hingga 20 tahun ke depan," katanya.

Program YESS terus memperjuangkan kesetaraan gender dan inklusi sosial di dunia pertanian melalui konsep Gender Equality and Social Inclusion [GESI] memberikan perhatian khusus pada kaum perempuan dan penyandang disabilitas.

Isu GESI muncul karena kesadaran bahwa perempuan memiliki kontribusi besar dalam pengembangan usaha pertanian. Utamanya, dorongan inklusi sosial terutama bagi penerima manfaat yang berada di lokasi terpencil dan kaum disabilitas.

Program YESS berkomitmen mengintervensi dan memberdayakan mereka agar terlibat dalam pengembangan usaha dan ketenagakerjaan, khususnya terkait hubungannya dengan GESI.

Hal tersebut tampak pada komitmen beberapa Penerima Manfaat [PM] dari Program YESS Kalsel pada wilayah intervensi di Kabupaten Tanah Laut, salah satunya Arnita Wati, petani muda wanita dengan komoditas tanaman padi.

Arnita Wati mengapresiasi serta mensyukuri dukungan Program YESS. Semula, dia hanya memiliki lahan sawah seluas dua hektar, berkat dukungan Dana Hibah sebesar Rp24 juta dari YESS, lahannya meningkat menjadi lima hektar.

"Saya berhasil mengembangkan lahan sawah menjadi lima hektar, bahkan berhasil membentuk klaster padi yang aktif bernama ´Klaster Padi Kurau Bungas´ dengan 11 anggota," katanya.

Di lokasi lainnya, Rini Diniyarti, juga petani muda wanita berasal dari Tanah Laut, fokus komoditas sayuran hidroponik.Dengan dukungan Program YESS, dapat mengembangkan budidaya sayuran hidroponik, tidak hanya memenuhi kebutuhan rumah tangga juga meningkatkan ekonomi keluarga.

Rini menekankan bahwa teknologi hidroponik yang mudah diakses dan dioperasikan oleh perempuan mendukung partisipasi aktif mereka di sektor pertanian.

"Saya senang dapat menjadi bagian dari transformasi positif di dalam komunitas hidroponik, mendukung lingkungan yang inklusif dan adil secara gender," kata Rini.

Secara terpisah, Project Manager Provincial Project Implementation Unit [PPIU] YESS Kalimantan Selatan, Angga Tri Aditia Permana  mengatakan bahwa GESI dalam Program YESS bertujuan memberikan akses sama bagi perempuan di bidang pertanian.

"Kami ingin memberikan kesempatan setara bagi perempuan untuk berusaha di sektor pertanian. Mengingat masih banyak perempuan yang terpinggirkan dan kurang akses mengelola bisnis pertanian," katanya. [Tim Ekspos SMKPPN Banjarbaru]

 

 

Artikel Lainnya

Tentang Kami

Kami Menyajikan informasi terkini dan terbaru seputar ekonomi, politik, hiburan , mancanegara, dan gaya hidup