17 Mei 2024
Pertanian

`Scalling Up` Pacu Kinerja Petani & Penyuluh Tingkatkan Produktivitas, CSA Layak Dilanjutkan!

post-img
PROGRAM SIMURP: Kepala Pusluhtan Kementan, Bustanul Arifin Caya selaku Direktur NPIU SIMURP [ke-3 kanan] didampingi Project Manager SIMURP Kementan, Sri Mulyani [ke-2 kanan] menghadiri panen padi di lahan Scalling Up di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

JAKARTA - Produktivitas padi naik setelah diperlakukan khusus [scalling up] oleh petani berwawasan Climate Smart Agriculture [CSA] pada lahan Demplot Scalling Up 2023. Lahan CSA hasilkan 7,44 ton/ha gabah kering panen [gkp] setara 6,2 ton/ha gabah kering giling [gkg] sementara Non CSA hanya mencapai 6,16 ton/ha gkp atau 5,14 ton/ha gkg.

Selisih kenaikan rata-rata 1,28 ton/ha gkp diketahui dari 41 sampel lokasi CSA. Capaian inovasi CSA yang diusung oleh Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] terbukti mumpuni memacu produktivitas padi.

Capaian Scalling Up CSA tersebut membuktikan pentingnya Program SIMURP di Indonesia ke depan, sehingga layak berlanjut ke sejumlah kabupaten di 28 provinsi. Sementara 24 kabupaten di 10 provinsi pelaksana CSA pada 2019 - 2023 untuk promosi, sosialisasi dan replikasi inovasi CSA.

Capaian Output Demplot Scaling Up CSA mengemuka pada Seminar Nasional Hasil Penelitian CSA di Jakarta, akhir Maret 2024, yang dihadiri Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi selaku keynote speaker.

Pengembangan Demplot Scalling Up CSA sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman yang mendorong dan mengawal pertanian berwawasan iklim CSA, agar tetap kreatif dan inovatif bagi mitigasi perubahan iklim global.

"Fokus kerja Kementan pada 2024 adalah memperkuat produksi berbagai komoditas pokok seperti padi dan jagung di tengah perubahan iklim global," kata Mentan Amran.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan,  keberhasilan kebijakan Kementan memerlukan sinergi antara seluruh insan pertanian didukung oleh stakeholders terkait di antaranya SIMURP.

"Untuk itu diperlukan langkah awal dalam upaya peningkatan wawasan dan pemahaan serta penyamaan persepsi dalam upaya mencapai swasembada padi dan jagung,” katanya.

Demplot Scalling Up
Direktur National Project Implementation Unit [NPIU] SIMURP Bustanul Arifin Caya mengatakan inovasi CSA dari SIMURP bertujuan meningkatkan kualitas SDM pertanian. Targetnya, meningkatkan IP dan produktivitas serta peningkatan pendapatan petani melalui CSA menyikapi perubahan iklim.

"Scalling Up yang dikembangkan SIMURP merupakan salah satu metode penyuluhan agar inovasi CSA yang diinformasikan penyuluh lebih mudah diterima petani," katanya.

Project Manager SIMURP Kementan, Sri Mulyani mengatakan metode AWD merupakan pengairan hemat air dan dapat diterapkan oleh petani untuk menghemat pemakaian air di lahan sawah tanpa mengurangi hasil panen.

Lahan Scalling Up juga menjadi ´Laboratorium Lapang´ yang mendorong petani lebih fokus belajar setelah melihat secara langsung di lapangan untuk teori dan praktik.

Inovasi Scalling Up menerapkan teknologi hemat air dengan irigasi intermittent dan Alternate Wet and Drying [AWD]
disertai benih unggul rendah emisi Gas Rumah Kaca [GRK] dan tahan dampak perubahan iklim. Diikuti pemupukan berimbang pada waktu budidaya mengacu Kalender Tanam [Katam].

Menerapkan pemupukan berimbang dengan alat uji tanah di lahan sawah untuk penentuan dosis pupuk dasar [P dan N dan K] mengacu pedoman teknis pupuk berimbang plus pupuk organik berupa jerami untuk kompos.

Selanjutnya, teknologi jajar legowo diterapkan berupa bibit muda ditanam 2 - 3 biji per lubang mengacu pada lokasi tanam. Setelah budidaya diikuti pengendalian hama terpadu berupa pestisida nabati, ditunjang kegiatan pengukuran emisi GRK pada lokasi tanam. [timsimurpkementan]

 

 

Artikel Lainnya

Tentang Kami

Kami Menyajikan informasi terkini dan terbaru seputar ekonomi, politik, hiburan , mancanegara, dan gaya hidup